Rabu, 30 Maret 2011

Kugy & Keenan di PERAHU KERTAS

Baru selesai baca "perahu kertas". Saya bener bener kagum sama mba dewi. Kok bisa bikin cerita seharu itu, sedalem itu, sebagus itu. Sosok keenan yang begitu menenangkan sekaligus menceriakan. Sosok kugy yang begitu ceria dan penuh kejutan anehnya. Sosok luhde yang begitu anggun dan bijak. Sosok remi yang begitu gagah dan berjiwa pemimpin. Sosok Eko yang setia kawan. Sosok Noni yang sedikit egois tetapi sangat menyayangi sahabatnya. Semua menjadi 1 cerita yang begitu menarik perhatian saya. Berbagai kalimat yang begitu menyentak, menyentuh bahkan membuat saya geli membacanya. Juga berkali kali saya menangis. Kisah cinta dan kehidupan masyarakat Indonesia digambarkan begitu apik di "perahu kertas", di Bali, di Bandung, dan di Jakarta.
Ini tentang cinta yang rumit. Membiarkan realita berjalan walaupun pahit. Sedangkan mimpi dan dongeng yang begitu sarat kebahagiaan diatas ambang kepunahan dihati mereka. Cinta yang tak terucap menyebabkan segalanya terasa salah.
Kugy dan Keenan yang telah menyadari keduanya saling mencintai tetap berdiri pada jalannya masing-masing. Tak ingin satupun orang terdekat mereka untuk terluka. Tetapi takdir berkata lain..
Sosok remi membuat saya nelen ludah. Begitu remi tau kugy mencintai orang lain, dengan kesungguhan dan keikhlasannya dia langsung melakukan sesuatu yang dapat membuat kugy bebas dari dirinya dan meraih bintang inspirasinya, Keenan.
Begitu juga dengan luhde, dengan senyuman nya yang manis ia menyuruh Keenan untuk jujur pada dirinya sendiri, untuk membiarkan hati yang menuntunnya, untuk kembali kepada satu satunya inspirasi untuk melukis, Kugy.
Ah, cerita mengalir begitu saja. Membawa campuran perasaan disetiap lembarnya. Membuat saya nggak mau berenti bacanya. Haha.

Guys, rugi kalo nggak baca itu buku. Suer deh ._.V
Salam kura-kura ! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar