Lalu aku merasakan air jatuh ke bahu belakangku. Aku mengadahkan tangan tetapi tidak ada hujan. Aku tersadar. Dia menangis. Dia menangis didekapanku. Hatiku semakin tak karuan. "Sejak kapan suka menangis?" tanya ku. Dia tertawa. Lalu setelah kembali tenang, ia menghela nafas dan berkata "Sejak aku mencintaimu..". Aku terkejut. Aku merasakan jantungku berdebar lebih kencang. Air mataku jatuh tak terkendali. Aku tak pernah mendengar ketulusan sedalam ini. Dan kini, aku merasakan sendiri. Aku yang mengalaminya sendiri. Aku tidak percaya dia mengatakannya. Aku merasakan ini terlalu sempurna. Apakah ini hanya mimpi? Aku takut. Kalau pun hanya mimpi, aku tak ingin bangun. Aku ingin di alam mimpi bersamanya. Sungguh..
Dia melepaskan pelukannya, lalu meraih tanganku dan menatapku dalam dalam. Kedua mata kami berair. Air mata bahagia. Dia berkata "Aku sungguh mencintaimu, sekarang, mudah mudahan sampai nanti". Benar aku merasakan begitu tulusnya perkataannya, tatapannya, genggaman tangannya. Aku yakin dia tidak main main. Perkataan yang bukan janji tetapi tulus. Aku bahagia mendengarnya.
"Aku.. Mmm, jangan pernah pergi dariku lagi". "I'll try" jawabnya sambil mengulurkan jari kelingking. Aku membalas dengan jari kelingkingku sambil tersenyum.
Begitulah dia, dia tak pernah berkata "aku berjanji" tapi "aku akan mencoba dan berusaha". Orang paling bijak yg pernah aku temui. Aku senang mendengarnya. Bukan orang yang terus berjanji. Kadang aku muak mendengarnya. Terlalu menantang masa depan.
Aku dan dirinya menatap laut. Tanganku digenggamannya. Aku menoleh dan sadar bahwa dirinya sedari tadi menatapku, bukan laut. "apa?" tanyaku. Dia menggeleng dengan tetap menatapku. "Apaaaa?" tanyaku lagi. Dia tersenyum dan berkata "Dulu, saat aku merindukanmu, aku selalu menatap laut, menikmati hujan atau merawat mawar putih. Aku bosan dengan itu semua. Sekarang kau disini, untuk apa aku menatap laut?"
Hatiku terenyuh. Aku tersenyum sambil menahan linangan air mata. Dia begitu sempurna..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar