Minggu, 04 Juli 2010

mimpi yang sempurna

Tatapan itu…
Sadarkan aku dari kesendirian
Senyumannya yang malu malu
Membuatku tak bisa menahan perasaan ini
Tiba tiba tangannya yang hangat menyambar tanganku
Lembut sentuhan tangannya membuat ku tak bisa menolaknya
Dia menggenggam erat tanganku
Dan membawaku pergi
Saat kutanya ‘hendak kemana kita’
Dia hanya tersenyum dan berkata ‘trust me’
Aku pun hanya tersenyum dan terus menggenggam tangannya
Semakin jauh, semakin erat genggamannya
Aku berfikir sejenak
Sudah berapa lama aku tidak merasakan hal ini
Perasaan seindah ini
Begitu indah, hangat, nyaman
Setelah aku merasakan hal pahit yang telah ku kubur selamanya
Rasa ini datang seperti cahaya mentari pagi hari
Dirinya seperti embun yang lembut dan sejuk
Membawaku terbang menjauhi alam nyata
Dan sekarang, kami telah tiba di sebuah hamparan pasir
Dengan angin yang bertiup seperti nyanyian surga
Duduk diantara karang karang
Hey, karang karang itu menatapku seolah berkata ‘kau sungguh beruntung’
Aku menjawab ‘benarkah? Terimakasih untukmu’
Lalu lelaki hangat disampingku berkata lain ‘akulah yang beruntung’
‘aku lah yang seharusnya bersyukur berada disampingnya sekarang, dapat membelai rambutnya, menggenggam tangannya yang lembut, dan membawanya ke tempat yang paling dia sukai’
Aku tersenyum dan menjawab ‘inilah takdir kita wahai dewaku, aku beruntung dan kau beruntung’
Dia menundukkan kepala nya dan berkata ‘percayalah, kaulah satu satunya malaikatku’
Aku tau sayang batinku
Karang karang tadi masih menatap haru
Aku menolehkan kepalaku kearah depan
Yang sedari tadi kami tunggu mulai muncul
Cahaya kuning ke merahmerahan itu membuat wajah lelaki ini semakin bersinar
Aku sangat yakin dia dewaku
Tangannya yang belum dia lepaskan sejak tadi mulai bergerak menjauhiku
Aku meraihnya kembali dan berkata ‘jangan pernah pergi dariku, aku bisa mati’
Dia tersenyum dan kembali meluluhkan hatiku
Tangannya semakin erat, semakin hangat,semakin lembut
Saat mentari itu semakin takut menatap kami
Gelap mulai menyelimuti hamparan pasir berair ini
Aku mulai takut dia menghilang
‘dewaku?’
Hening…
Air mataku menetes…
Dengan sisa kekuatanku, aku berjanji ‘SAYANG, PERCAYALAH, AKU AKAN SELALU MENYAYANGIMU’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar